Rasanya masih sama, terkurung dalam sebuah penjara yang nampaknya menyedihkan namun sebenarnya indah, kau yang memenjarakanku di dalamnya; sebuah penjara perasaan dimana aku merasa seperti seorang maling yang ingin mencuri secercah asa darimu, mencuri sebuah hal bernama perhatian darimu namun matamu begitu cepat menangkap bayangku, sehingga disinilah aku mencoba tertawa bersama rasa yang di abaikan, menari bersama rindu yang tak kunjung mempunyai rumahnya, sayang yang masih berkeliaran tanpa tahu dimana sesungguhnya dia tinggal.
Lelaki pembuat rindu, akankah kamu menyadari kelak?
By: Fildza Amalia Zhafira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar