Selasa, 14 Juni 2016

Tentang Pulang

Saat yang ku tahu hanya tentang kata 'pergi' tanpa pernah mengingat arti 'pulang'.
Saat yang kurasa hanya ingin 'pergi' tanpa 'pulang'.
Saat yang kuingat hanya jalan 'pergi' tanpa mengingat jalan 'pulang'.

Pulang?
Memang pulang itu apa?
Memang untuk apa aku pulang?
Apa arti kata pulang yang sebenarnya pun aku tak tahu.

Mereka bilang, kalau terlalu sering pulang aku tak akan tahu tentang dunia.
Mereka bilang, kalau terlalu sering pulang aku tak akan merasakan kejamnya dunia.
Mereka bilang, kalau terlalu sering pulang aku akan menjadi lemah.
Mereka bilang, kalau terlalu sering pulang aku tidak akan tahu rasanya bersenang - senang seperti apa.
Mereka bilang, kalau terlalu sering pulang aku tidak akan mempunyai orang - orang baru, yang mungkin membawa cerita baru juga bagiku.

Maka, berjalanlah aku pergi. Merasakan berada di tengah hiruk pikuk kota yang tak aku kenal, di tengah bisingnya kendaraan dengan plat yang baru aku lihat, di tengah orang - orang yang bahkan aku tak paham mereka itu seperti apa, dan di tengah hal - hal yang bahkan aku tak paham sekali pun.

Memang, mereka benar.
Aku bersenang - senang.
Aku mungkin menjadi lebih tangguh.
Aku mengenal banyak hal - hal yang dulu aku anggap tabu, bahkan tak ada.
Aku mempunyai orang - orang yang ku anggap 'paling' mengerti diriku.

Namun, sampai titik ini, seketika aku ingin mempelajari apa itu 'pulang'.
Aku ingin merasakan 'pulang.'
Aku sudah merasa dingin diluar.
Aku sudah merasa lelah berjalan jauh tanpa tahu apa itu pulang.

Memang, diluar sini aku di didik lingkungan dan kondisi untuk menjadi keras, menjadi tangguh, lebih tangguh dari diriku yang sebelumnya. Sebelum mengenal makna dari 'pergi'.
Namun, satu hal yang benar - benar kupelajari dari 'pergi' adalah justru tentang 'pulang'.

Selucu itukah hidup?

Maka, berputarlah arahku untuk pulang. Untuk belajar mengalahkan ego-ku dan untuk merasakannya hangatnya 'pulang'.

Setangguh apapun orang, ia akan luluh oleh 'pulang'.
Memang, pergi itu mudah, pulang itu sulit.
Tapi, saat kau merasakan pulang, kujamin kau akan merasakan sulit untuk 'pergi'.

Sekarang,
Saat yang orang - orang ingat hanya tentang 'pergi' maka kalian juga harus ingat tentang apa itu 'pulang'.
Pergi tak selalu baik, pulang tak selalu buruk. Mungkin, saat kau sudah memutuskan untuk pulang, semesta sedang membimbingmu untuk menyeimbangkan ego-mu.


Fildza Amalia Zhafira
14 Juni 2016




2 komentar: