Selasa, 11 November 2014

Sungguh, kamu.

Tak ada lagi jarak di antara kita
Jikalau pun ada, hanya pemisah antara perasaan saya dan kamu
Mungkin, saya tahu bahwa kamu mempunya perasaan yang sama dengan saya
Ya, perasaan dimana ingin saling mengisi namun tak bisa
Saya pun tidak tahu mengapa demikian
Kamu punya alasan tersendiri untuk menutupnya rapat-rapat
Kamu punya alasan tersendiri untuk tidak berbagi
Saya, saya hanya bisa menatapinya saja
Apa yang saya rasa, apa yang kamu rasa, apa yang kita rasa walaupun sama tapi nyatanya enggan untuk di satukan
Ingin rasanya saya berteriak kepadamu dan bertanya
Namun, pertanyaan pertanyaan saya sepertinya hanya membuat perasaan kita semakin membingungkan
Saya hanya ingin perasaan ini mempunyai rumahnya, yaitu kamu
Tapi apa daya, mungkin semua hanya goresan kecil tanpa arti
Mungkin, mungkin memang kita hanya bisa saling menatap dalam diam, mengetahui dan menebak nebak sendiri kelanjutannya
Saya tetap ingin berbicara kepadamu, walaupun nanti, walaupun hanya sepatah kata
Mungkin, kita memang hanya bisa bersama dalam sekedar pandangan mata saja
Saya sudah menggenggam hal yang seharusnya tidak saya genggam dulu.

Kamu, sungguh saya hanya bisa tersenyum dalam diam melihatmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar