Karena pada akhirnya hanya bayangan semu yang ku dapatkan dari mengharapkanmu, layaknya tali yang di gunting seperti itu pula harapan yang telah ku bangun, putus tanpa ada kata permisi.
Pernahkan kau berpikir? Pada akhirnya hanya aku yang benar benar peduli padamu walau dalam diam, aku berharap kita bertemu dalam dimensi lain yang hanya ada kau dan aku
Hanya kau dan aku untuk saat itu tanpa perlu menggubris pikiran bahwa aku hanya bermimpi dan bahwa dimensi lain hanya sebentuk bualan yang keluar dari mulut seorang perajut harapan.
Salahkah aku? Bahwa kau merupakan sebuah fantasi yang mampu memelukku dengan erat, menimbulkan jejak yang terus tersimpan dan aroma yang terus mengusik penciumanku
Bahkan dalam sadar pun yang aku ingin bertemu dirimu dalam dimensi lain.